Puputan Klungkung ini menjulang tinggi setinggi 28 meter dari alas/dasar
bangunan di tengah-tengah kota Semarapura,sehingga mudah dicapai dengan
baik dari arah Denpasar, Besakih, Candi Dasa, karena berdiri di
pinggiran jalur lalu lintas yang ramai. Letak monumen Puputan Klungkung
sangat strategis karena berdekatan dengan Kertha Gosa/Taman Gili, Pusat
Pertokoan, Pasar Tradisional dan Kantor Pemerintah. . berbentuk
Lingga-Yoni yang dibangun pada areal seluas 123 meter persegi, diberi
nama Monumen Puputan Klungkung yang peresmiannya dilakukan oleh Bapak
Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 April 1992. Puputan adalah istilah
rakyat Bali untuk perang habis-habisan demi mempertahankan kehormatan.
Semangatnya, lebih baik mati di medan tempur dari pada hidup dengan
harga diri terinjak-injak. Dalam sejarah penaklukan Bali oleh Belanda,
puputan Klungkung adalah babak akhir dari perlawanan rakyat Bali.
Menurut catatan I Made Sujaya, memerhati sejarah Klungkung, pada
babak-babak sebelumnya, perlawanan rakyat Bali dilakukan dengan beberapa
pilihan langkah. Ada yang memilih jalan kompromi dan bekerja sama, ada
yang memilih jalan mengangkat senjata, ada juga yang memadukan keduanya.
Klungkung menggunakan berbagai pilihan jalan itu saat berhadapan dengan
kolonialisme Belanda. Diawali dengan jalan kerja sama, lalu mengangkat
senjata (Perang Kusamba), disusul kompromi dan diplomasi (jalinan
kontrak politik dengan Belanda) serta diakhiri dengan jalan mengangkat
senjata yang berujung pada puputan.
Wisata Indonesia Surga Dunia
Posted in:
0 komentar:
Posting Komentar